Monday, February 13, 2017

Sejarah Linux dan Perkembangan

Mengenal Linux

Linux merupakan sistem operasi bertipe Unix modular. Linux memiliki banyak disain yang berasal dari disain dasar Unix yang dikembangkan dalam kurun waktu 1970-an hingga 1980-an. Faktor ketersediaannya dan kompatibilitasnya yang tinggi menyebabkannya Unix dapat digunakan, disalin dan dimodifikasi secara luas oleh institusi-institusi akademis dan pada pebisnis. Namun satu hal yang sangat disayangkan pada waktu itu adalah kita tidak bisa sembarangan memodifikasi dan menyebar luaskan Unix secara bebas ke masyarakat
umum.

Proyek GNU yang mulai pada 1984 memiliki tujuan untuk membuat sebuah sistem operasi yang kompatibel dengan Unix dan lengkap dan secara total terdiri atas perangkat lunak bebas. Tahun 1985, Richard Stallman mendirikan Yayasan Perangkat Lunak Bebas dan mengembangkan Lisensi Publik Umum GNU (GNU General Public License atau GNU GPL). Kebanyakan program yang dibutuhkan oleh sebuah sistem operasi (seperti pustaka, kompiler, penyunting teks, shell Unix dan sistem jendela) diselesaikan pada awal tahun 1990-an, namun sayangnya elemen-elemen tingkat rendah seperti device driver, jurik dan kernel masih belum selesai, pada saat itulah (1991) Linus Torvalds mengumumkan telah membuat sebuah kernel yang dibuat berdasarkan Unix yang diberi nama Linux, hal ini tentunya sebuah kebetulan dimana pada waktu itu proyek GNU membutuhkan Kernel (belum memiliki kernel ) , hal ini dapat dilihat dari pernyataan Linus Torvalds yang pernah berkata bahwa jika kernel GNU sudah tersedia pada saat itu (1991), dia tidak akan
memutuskan untuk menulis versinya sendiri.

Richard M Stallman (RMS)
Linux sendiri terinspirasi dari Minix. MINIX, adalah sebuah sistem bertipe Unix yang ditujukan untuk penggunaan akademis dirilis oleh Andrew S. Tanenbaum pada tahun 1987. Kode sumber MINIX 1.0 tercantum dalam bukunya Operating Systems: Design and Implementation. Walaupun dapat secara mudah didapatkan, modifikasi dan pendistribusian ulang tidak diperbolehkan pada saat itu. Hak cipta dari kode sumbernya termasuk ke dalam hak cipta dari bukunya yang dipublikasikan oleh Prentice Hall. Sebagai tambahan, disain versi 16-bit dari MINIX kemudian tidak secara baik diadaptasikan kepada versi 32-bit dari arsitektur Intel 386 yang murah dan populer yang digunakan secara luas di komputerpribadi.

Tahun 1991, Torvalds mulai bekerja untuk membuat versi non-komersial pengganti MINIX sewaktu ia belajar di Universitas Helsinki. Hasil kerjaannya itu yang kemudian akan menjadi kernel Linux. Linux sendiri merupakan versi Unix like tersendiri yang pembuaatanya dan pengembangannya tidak memiliki hubungan dengan Minix, Hal ini dapat dilihat Pada tahun 1992, dimana Tanembaum menulis sebuah artikel di Usenet, mengklaim bahwa Linux sudah ketinggalan zaman. Dalam artikelnya, ia mengkritik Linux sebagai sebuah sistem operasi dengan rancangan monolitik dan terlalu terpaku dengan arsitektur x86 sehingga tidak bersifat portable, di mana digambarkannya sebagai sebuah "kesalahan mendasar". Tanenbaum menyarankan bahwa mereka yang menginginkan sebuah sistem operasi modern harus melihat kepada sebuah rancangan yang berdasarkan kepada model mikrokernel. Tulisan tersebut menekankan tanggung jawab Torvalds yang berujung kepada sebuah debat tentang rancangan kernel monolitik dan mikrokernel. ( Minix memiliki tipe
kernel Microkernel sementar Linux memliki tipe Kernel Monolitic ).
Sekarang ini Linux telah digunakan di berbagai domain, dari sistem benam sampai superkomputer, dan telah mempunyai posisi yang aman dalam instalasi server web dengan aplikasi LAMP-nya yang populer. Pengembangan kernel Linux masih dilanjutkan oleh Torvalds, sementara Stallman mengepalai Yayasan Perangkat Lunak Bebas yang mendukung pengembangan komponen GNU. Selain itu, banyak individu dan perusahaan yang mengembangkan komponen non-GNU. Komunitas Linux menggabungkan dan mendistribusikan kernel, komponen GNU dan non-GNU dengan perangkat lunak manajemen paket dalam bentuk distribusi Linux.

0 comments:

Post a Comment